Kamis, 10 Mei 2012


Mengapa pada saat kita melakukan suatu hubunggan dengan main” pada saat itu pun orang yang ‘disekitar kita’  metangkapai dengan serius atau menganggap hal dengan sungguh”.....................

Namun kengapa di saat kita serius pada saat pun orang yang kita sayangi seringkali membuat jiwa menjadi begitu rapuh dan bimbang dengan semua ????????????????..............................
Ketika kita mencintai seseorang kita harus bisa menghargainya dan mengerti dirinya,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, namun disisi lain kita jangan memberikan kaasih sayang dan cinta kepanya tidak secara keseluruhan ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,itu bisa sakit,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Pahamilah dirinya pada saat ia ada di sisih kita karena jika ia jauh kita tidak bisa berbagi dengan ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, walu ada hal yang bisa di bagika tetapi  tidak seindah saat bersanya,,,,,,,,,,,
Ketika rasa itu ada pada jiwa ini,maka jiwa ini akan terasa sakit ,,,,,,,,,,,,,,,,,

MODUL V
IDENTIFIKASI KURKUMIN PADA KUNYIT SECARA
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
A.  Maksud:
Agar mahasiswa dapat memahami cara kerja kromatografi lapis tipis (KLT).
B.  Tujuan:
Identifikasi senyawa sampel yang mengandung kurkumin dengan menggunakan KLT.
C. Prinsip kerja:
Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip partisi dan adsorpsi secara selektif karena adanya perbedaan daya serap terhadap adsorben dan kelarutan komponen kimia terhadap cairan pengelusi.
D. Dasar Teori
Kunyit boleh dikatakan pokok serba guna, setiap bahagiannya mempunyai peranan tersendiri. Di samping menjadi pewarna dan perasa di dalam masakan ia juga menjadi sebahagian perubatan tradisional. Bagi masyarakat Melayu kunyit juga dimunum sebagai jamu terutamanya ibu selepas bersalin. Tujuannya untuk mengecutkan rahim dan mencuci darah. Masyarakat Cina percaya isi kunyit boleh melancarkan peredaran darah, menghilangkan kesan lebam dan darah beku. Di dalam perubatan Thai kunyit digunakan untuk merawat bisa patukan ular tedung.
Dalam ilmu perubatan Hindu kunyit disyorkan sebagai pes untuk mengubati penyakit kulit, gatal-gatal dan depilatori. Di samping itu ia juga digunakan sebagai barangan kosmetik untuk mewarnakan kulit. Terdapat penyelidikan yang membuktikan kunyit menguatkan pundi hempedu, menyekat pembekuan darah yang bahaya, mengurangkan toksin hati, membantu memetabolismakan lemak dan mempunyai kesan anti merangsang tindakan dan non steroidal.
Kurkuminoid secara klinis berkhasiat mencegah penyakit jantung koroner, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penggumpalan darah, penambah nafsu makan, mengobati hepatitis, menurunkan kadar kolesterol darah, dan mencegah stroke (Sidik, 2006). Selain itu kurkumin berkhasiat sebagai acnevulganis, antiinflamasi (anti radang), antioksidan, anti hepatotoksik (anti keracunan empedu). Kandungan kurkumin dan monodesmetoksi kurkumin bersifat anti tumor (Kunia, 2006).
Kurkumin dapat diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis. Dalam tehnik kromatografi, campuran senyawa dapat dipisahkan menjaadi komponennya berdasarkan pendistribusian zat diantara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Asaz penting dari kromatografi adalah bahwa senyawa yang berbeda mempunyai koefisien distribusi yang berbeda diantara dua fase yang disebutkan tadi. Senyawa yang berinteraksi lemah dengan fase diam akan lebih lama tinggal dalam fase gerak dan bergerak cepat dalam system kromatografi. Sebaliknya senyawa yang berinteraksi kuat dengan fase diam akan bergerak lambat. Idealnya, setiap komponen dalam campuran senyawa bergerak dengan laju yang berbeda dalam system kromatografi sehingga menghasilkan pemisahan sempurna. cara kromatografi dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif (Team teaching DDPA, 2010).
Metode pemisahan kromatografi didasarkan pada perbedaan distribusi molekul-molekul komponen antara dua fasa ( fasa gerak dan fasa diam ). Yang kepolarannya berbeda. Apabila molekul-molekul kompinen berinteraksi secara lemah dengan fasa diam maka komponen tersebut akan bergerak lebih cepat meninggalkan fasa diam,. Keberhasilan pemisahan kromatografi bergantung pada daya inteaksi komponen-komponen campuran dengan fasa diam dan fasa gerak.  Apabila dua atau lebih komponen memiliki daya intaraksi dengan fasa diam atau fasa gerak yang hampir sama maka komponen tersebur sulit dipisahkan.
Menurut anonym (2009) kromatografi lapis tipis merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya. Kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. Pelarut yang dipilh untuk pengembang disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa yang dianalisis. Bahan lapisan tipis seperti silica gel adalah senyawa yang tidak bereaksi dengan pereaksi-pereaksi yang lebih reaktf seperti asam sulfat.
Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Cara kerja kromatografi lapis yaitu :
a.    Fase diam-Gel silica
Gel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada permukaan jel silika, atom silikon berlekatan pada gugus -OH.Jadi, pada permukaan jel silika terdapat ikatan Si-O-H selain Si-O-Si. Gambar ini menunjukkan bagian kecil dari permukaan silika.
Permukaan jel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya, sebagaimana halnya gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol.. Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium oksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Apa yang kita sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk alumina.
b.    Senyawa-senyawa pemisah dari kromatogram
Ketika pelarut mulai membasahi lempengan, pelarut pertama akan melarutkan senyawa-senyawa dalam bercak yang telah ditempatkan pada garis datar. Senyawa-senyawa akan cenderung bergerak pada lempengan kromatografi sebagaimana halnya pergerakan pelarut.
Kecepatan bergeraknya senyawa pada lempengan tergantung pada :
1.    Kelarutan senyawa dalam pelarut.
Tergantung pada besar atraksi antara molekul-molekul senyawa dengan pelarut.
2.    Senyawa melekat pada fase diam, misalnya gel-silika
Tergantung pada bagaimana vesra atraksi antara senyawa-senyawa dengan gel-silika (Green, 2009).
Beberapa keuntungan dari kromatografi lapis tipis ini yaitu :
  1. Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis.
  2. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluoresensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar ultra violet.
  3. Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending), atau dengan cara elusi dua dimensi.
  4. Ketetapan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.
Data yang diperoleh dari kromatografi lapis tipi
s adalah nilai Rf yang berguna untuk identifikasi senyawa. Nilai Rf untuk senyawa murni dapat dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa standar. Nilai Rf dapat diidentifikasikan sebagai jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal. Oleh karena itu, bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0 (Anonim,2009).
Menurut Green (2009), untuk kromatografi lapis pada substansi tidak berwarna yaitu :
  1. Menggunakan pendarflour
Fase diam pada sebuah lempengan lapis tipis seringkali memiliki substansi yang ditambahkan kedalamnya, supaya menghasilkan pendaran flour ketika diberikan sinar ultraviolet (UV). Itu berarti jika menyinarkannya dengan sinar UV, akan berpendar.
Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada kromatogram berada, meskipun bercak-bercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan mata. Itu berarti bahwa menyinarkan sinar UV pada lempengan, akan timbul pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak sebagai bidang kecil yang gelap.
Sementara UV tetap disinarkan pada lempengan, dan tandai posisi-posisi dari bercak-bercak dengan menggunakan pinsil dan melingkari daerah bercak-bercak itu. Seketika anda mematikan sinar UV, bercak-bercak tersebut tidak tampak kembali.
Umumnya, fase diam bersifat polar, dan senyawa polar akan melekat lebih kuat pada lempeng daripada senyawa nonpolar akibat interaksi tarik-menarik dipole-dipol. Senyawa polar cenderung berdekatan dengan tempat semula dibandingkan senyawa nonpolar. Senyawa nonpolar kurang melekat erat pada fase diam polar sehingga bergerak maju lebih jauh ke atas lempeng. Jadi, jarak tempuh ke atas lempengan merupakan cerminan polaritas senyawa. Peningkatan polaritas pelarut akan menurunkan interaksi senyawa dengan fase diam sehingga memungkinkan senyawa dalam fase gerak bergerak jauh pada lempeng.
Campuran hasil reaksi diteteskan bersamaan dengan zat mula. Pelarut kemudian dibiarkan bergerak naik pada lempeng dan akan diketahui bahwa hampir seluruh zat mula menghilang dan dua produk terbentuk.
b. Menggunakan bercak secara kimia
Untuk membuat bercak-bercak menjadi tampak dengan jalan mereaksikannya dengan zat kimia sehingga menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh yang baik adalah kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino.Kromatogram dapat dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan ninhidrin. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa-senyawa berwarna, umumnya coklat atau ungu.
Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal iodium. Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan  bercak pada kromatogram, atau dapat dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagai bercak-bercak kecoklatan.


E.  Alat dan Bahan
1.  Alat
batang pengaduk 
gelas kimia 
pipit tetes 
pengaris 
pinset
pinsil 
cawan petrik 
chember

2.  Bahan
Bahan
Sifat kimia
Dietil eter

Semi polar
Metanol

Polar
Kloroform

Non polar
Ekstra kunyit

n-heksan
Non polar


F.  Prosedur kerja
  Ø  Pembuatan eluen
1   1. meneteskan dietil eter dan kloroforom  pada cember dengan perbandingan 1:1
     2. hal ter sebut di lakukan untuk perbandingan 2: 1, 3:1
3. pada pelarut metanol dan kloroforom  dengan perbandingan 1: 5, 1: 15, dan 1: 25

Ø Identifikasi kurkumin pada kunyit 

-     Di  mencerkan denga n-heksan
-          Diambil dengan pipa kapiler
-          Di totolkan pada plat  KLT yang sebelah kanan kurkumin (sampel) dan yang sebelah kiri kurkunin (standar)
-          Dimasukkan dalam cember yang berisi eluen
-          Mengamati berjalanya sampel
-          Mengamati warna yang terbentuk
-          Mengangkat kertar plat
-          Mengeringkan
-          Melihat noda yang dibentuk di bawah lampu yivi
-          Menggambarkan
-          Menghitung Rf

G.   Hasil Pengamatan

Metanol: Kloroform
Dietil Eter: Kloroform
v  1 : 5

Jarak sampel : 3,5 cm
Jarak stndar : 3,3 cm
Jarak eluen : 4,2 cm
v  1 : 1

Jarak sampel : 2,5cm
Jarak stndar : 2,3 cm
Jarak eluen : 4,2 cm
v 1 : 25

Jarak sampel : 2,8 cm
Jarak stndar : 3 cm
Jarak eluen : 4,3 cm
v  2 : 1

Jarak sampel : 2,3 m
Jarak stndar : 2,3 cm
Jarak eluen : 4,2 cm
v 1 : 15

Jarak sampel : 3,4 cm
Jarak stndar : 3,1 cm
Jarak eluen : 4,5 cm
v 3 : 1

Jarak sampel : 2,5cm
Jarak stndar : 2,4 cm
Jarak eluen : 4,2 cm



I.    Pembahasan
Kromatografi adalah suatu cara pemisahan dimana komponen-komponen yang akan dipisahkan didistribusikan antara 2 fase, salah satunya yang merupakan fase stasioner (diam), dan yang lainnya berupa fasa mobil (fasa gerak).Fase gerak dialirkan menembus atau sepanjang fase stasioner. Fase diam cenderung menahan komponen campuran, sedangkan fasa gerak cenderung menghanyutkannya. Berdasarkan terikatnya suatu komponen pada fasa diam dan perbedaan  kelarutannya dalam fasa gerak, komponen-komponen suatu campuran dapat dipisahkan. komponen yang kurang larut dalam fasa gerak atau yang lebih kuat terserap atau terabsorpsi pada fasa diam akan tertinggal, sedangkan komponen yang lebih larut atau kurang terserap akan bergerak lebih cepat.
Kurkumin dapat diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis. Dalam tehnik kromatografi, campuran senyawa dapat dipisahkan menjaadi komponennya berdasarkan pendistribusian zat diantara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Asaz penting dari kromatografi adalah bahwa senyawa yang berbeda mempunyai koefisien distribusi yang berbeda diantara dua fase yang disebutkan tadi. Senyawa yang berinteraksi lemah dengan fase diam akan lebih lama tinggal dalam fase gerak dan bergerak cepat dalam system kromatografi. Sebaliknya senyawa yang berinteraksi kuat dengan fase diam akan bergerak lambat. Idealnya, setiap komponen dalam campuran senyawa bergerak dengan laju yang berbeda dalam system kromatografi sehingga menghasilkan pemisahan sempurna. cara kromatografi dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
Pada percobaan ini sample yang digunakan adalah minyak kurkumin dari kunyit yang diperoleh dari proses soxhletasi dan dilanjutkan dengan evaporasi yang memakan waktu yang cukup lama. Kemudian kurkumin tersebut di encerkan dengan n-heksan, serta kurkumin setandar juga di laritkan dalam dengan n-heksan.
Kemudian kertal plat di garis pada ujung bawah dan atas 0,5 cm, maksud membuat garis yaitu untuk dapat menetukan Kf. Setalah itu Sample tersebut ditotolkan pada plat KLT, totolan yang sebelah kanan itu kurkumin sebagai hasil ekstrak, dan yang sebelah kiri itu kurkumin sebagai setandar, lalu dicelupkan ke dalam gelas chamber yang telah berisi pelarut dalam jumlah yang sudah ditentukan perbandingannya, Setelah plat KLT yang telah ditotolkan dengan sample ini dimasukkan ke dalam gelas chamber, maka segera ditutup gelas chmber ini dengan cawan pekrik.
Alasan untuk menutup gelas chember adalah untuk meyakinkan bawah kondisi dalam gelas chember terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan kondisi ini, dalam gelas chember biasanya ditempatkan beberapa kertas plat yang terbasahi oleh pelarut. Kondisi jenuh dalam gelas chember dengan uap mencegah penguapan pelarut.
Kemudian menganggakat kertas plat KLT tersedut kemudian dikeringkan setelah di keringkan ketika bercak dari campuran tersebut mengering. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada di bawah garis dimana posisi bercak berada. Ada 3 pelarut yang digunakan yaitu kloroform dan metanol serta dietil eter.
Kemudian dilihat noda-noda yang terdapt pada kertas plat di bawah lampu yuvi, dan mengambar berkas noda yang di peroleh.
Pelarut organik naik disepanjang lapisan tipis zat padat diatas lempengan dan bersamaan dengan pergerakan pelarut tersebut, zat terlarut sample dibawa dengan laju yang tergantung pada kelarutan zat terlarut tersebut dalam fasa bergerak dan interaksinya dengan zat padat. Setelah garis depan pelarut bergerak sekitar 4,2 cm, lempengan dikeringkan dan noda-noda zat terlarutnya diperiksa seperti pada kromatografi kertas. Pemisahan dapat dikerok dari lempengan dengan menggunakan spatula. Zat terlarutnya akan terelusi dari bahan padat bersama-sama pelarutnya dan konsentrasi dari larutan ditentukan dengan suatu teknik seperti spektrofotometri.
Setelah diamati beberapa saat, maka terbentuk warna kuning pada plat KLT tersebut. Yang menyebabkab warna dari senyawa-senyawa pada kromatografi lapis-tipis adalah perbedaan tingkat kepolaran warna dari senyawa-senyawa yang sejauh mana tingkat kepolaran itu mempengaruhi perbedaan atau pemisahan yang ditandai dengan tebentuknya spot-spot senyawa dalam kromatografi lapis-tipis itu tergantung dari migrasi pelarut (fase mobil/fase gerak) terhadap fasa diamnya, yaitu kromatografi lapis-tipis tersebut.
Sifat umum dari penyerap-penyerap untuk kromatografi lapis tipis adalah mirip dengan sifat-sifat penyerap untuk kromatografi kolom. Dua sifat yang penting untuk penyerap adalah besar partikel dan homogenitasnya karena adhesi terhadap penyokong sangat bergantung kepada mereka. Contoh penyerap yang digunakan untuk pemisahan-pemisahan dalam kromatografi lapis tipis ialah misalkan silica atau alumina. Silica gel kebanyakan digunakan dengan diberi pengkilat (binder) yang dimaksud untuk memberikan kekuatan pada lapisan dan menambah adhesi pada gelas penyokong. Pengikat yang digunakan kebanyakan adalah kalsium sulfat, tetapi biasanya dalam perdagangan silica gel telah diberi pengikat. Silica ini digunakan untuk memisahkan asam amino, alkaloid, gula, asam, lemak, lipida, minyak essensial, anion dan kation organic, sterol dan terpenoid. Selain silica ada juga penyerap lainnya seperti alumina, bubuk selulosa, pati, dan sphadex.
            Setelah letak noda komponen diketahui dan diberi tanda batas, maka harga Rf (Retardation factor) dapat dihitung. Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran karakteristik dan reprodusibel. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal.
Rf         =  Jarak yang ditempuh komponen
      Jarak yang ditempuh pelarut     
Nilai Rf bersifat karakteristik dan menunjukkan identitas masing-masing komponen. Komponen yang paling mudah larut dalam pelarut harganya akan mendekati satu. Sedangkan komponen yang kelarutannya rendah akan mempunyai Rf hamper nol. Ada beberapa factor yang menentukan harga Rf yaitu pelarut, suhu, ukuran dari bejana, kertas dan sifat dari campuran.
Pada percobaan ini, nilai Rf digunakan untuk identifikasi kualitatif dari senyawa, perbandingan yang bagus digunakan yaitu 1:1 dengan pelarut yang digunakan yaitu: kloroforom dan dietil eter. diketahui dengan membandingkan terhadap senyawa standard. Bila harga Rf-nya sama, berarti kedua senyawa tersebut identik. Pada percobaan ini, nilai Rf senyawa yang diuji adalah 0,59 sedangkan nilai Rf senyawa standard yaitu 0,59. karena nilai keduanya samat maka dapat disimplukan bahwa perbandingan yang .
Sedangkan yang lainya berkar dari warna kurkumin tersebut melenceng atau melengkung, atau tidak bagus hasilnya.




  J.    Kesimpulan
            1.      Prinsip dari kromatografi lapis tipis (KLT) yaitu pemisahan komponen kimia berdasarkan atas prinsip partisi dan adsorbsi secara selektif karena adanya perbedaan daya serap terhadap adsorben dan kelarutan komponen kimia terhadap cairan pengelusi.
            2.      Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas).
            3.      Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula.
            4.      Nilai Rf untuk standar adalah  sedangkan untuk kedua sampel adalah 0,59

K. Kemungkinan Kesalahan
     1.    Praktikan kurang berkonsentrasi dalam melakukan praktikum atau percobaan.
       2.       Praktikan kurang terampil dalam mengamati proses penyerapan pada plat KLT yang disertai dengan perubahan warna.
       3.       Nilai Rf pada sampel kurkumin (sampel) dan kurkumin (setandar) adalah 0,59








DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012. Kegunaan kunyit dalam pengobatan penyakit.
Lukum, Astin P. 2009. Bahan Ajar: Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Gorontalo: Jurusan Pendidikan Kimia UNG.
Team Teaching. 2010. Penuntun Praktikum Dasar – Dasar Pemisahan Analitik. Jurusan Pendidikan Kimia : UNG.