LAPORAN
AKHIR
MODUL
IV
EKSTRAKSI
MINYAK KEDELAI SECARA SOXHLRTASI
A. Tujuan:
Agar Mahasiswa Dapat Memahami Cara Penggunaan Dan Prinsip Metode Soxhletasi
B. Prinsip kerja
Penyarian secara berkesinambungan, dimana cairan penyari dipanaskan
sehingga menguap, uap cairan akan terkondensasi menjadi molekul-molekul cairan
penyari oleh pendingin balik dengan turun ke dalam klonsong menyari simplisia
dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa
siphon, proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif menjadi sempurna
Penarikan
komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam
klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari
dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh
kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam
klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah
mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat
melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila
cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi
telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
C. Dasar Teori
Ekstraksi adalah penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dibagian
tanaman, hewan, dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa
yang mudah larut dalam pelarut organik. Pada umumnya zat aktif dari tanaman dan
hewan terdapat di dalam sel namun sel tanaman dan hewan berbeda begitu pula
ketebalan masing-masing berbeda sehingga diperlukan metode ekstraksi dan
pelarut tertentu dalam mengekstraksinya. Proses terekstraksinya zat aktif dalam
sel tanaman adlaah pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam
rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut
organik tersebut sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif di dalam sel dan pelarut organik di luar sel, maka larutan terpakat akan
terdistribusi ke luar sel dan proses ini terulang terus sampai terjadi
keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam sel dan di luar sel.
Ekstraksi pelarut umumnya digunakan
untuk memisahkan sejumlah gugus yang diinginkan dan mungkin merupakan gugus
pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Kadang-kadang gugus-gugus
pengganggu ini diekstraksi secara selektif.
Teknik pengerjaan meliputi
penambahan pelarut organik pada larutan air yang mengandung gugus yang
bersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik agar kedua jenis pelarut (dalam
hal ini pelarut organik dan air) tidak saling tercampur satu sama lain.
Selanjutnya proses pemisahan dilakukan dalam corong pisah dengan jalan
pengocokan beberapa kali.
Untuk memilih jenis pelarut yang
sesai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Harga konstanta distribusi tinggi
untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta distribusi rendah untuk gugus
pengotor lainnya.
2. Kelarutan pelarut organik rendah
dalam air
3. Viskositas kecil dan tidak membentuk
emulsi dengan air
4. Tidak mudah terbakar dan tidak
bersifat racun
5. Mudah melepas kembali gugs yang
terlarut didalamnya ntk keperluan analisa lebih lanjut
Ekstraksi dapat dilakukan secara kontinue
atau bertahap, ekstraksi bertahap cukup dilakukan dengan corong pisah. Campuran
dua pelarut dimasukkan dengan corong pemisah, lapisan dengan berat jenis yang
lebih ringan berada pada lapisan atas.
Dengan jalan pengocokan proses
ekstraksi berlangsung, mengingat bahwa proses ekstraksi merupakan proses
kesetimbangan maka pemisahan salah satu lapisan pelarut dapat dilakukan setelah
kedua jenis pelarut dalam keadaan diam. Lapisan yang ada dibagian bawah
dikeluarkan dari corong dengan jalan membuka kran corong dan dijaga agar jangan
sampai lapisan atas ikut mengalir keluar. Untuk tujuan kuantitatif, sebaiknya
ekstraksi dilakukan lebih dari satu kali.
Analisis lebih lanjut setelah proses
ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti volumetri,
spektrofotometri dan sebagainya. Jika sebagai metode analisis digunakan metode
spekttrofotometri, tidak perlu dilakukan pelepasan karena konsentrasi gugus yang
bersangkutan dapat ditentukan langsung dalam lapisan organik. Metode
spektrofotometri
dapat digunakan untuk pelarut air maupun organik.
Ekstraksi bahan makanan biasa
dilakukan untuk mengambil senyawa pembentuk rasa bahan tersebut. Misalnya
senyawa yang menimbulkan bau dan/atau rasa tertentu.
Ada dua jenis ekstraktor yang lazim
digunakan pada skala laboratorium, yaitu ekstraktor Soxhlet dan ekstraktor
Butt. Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga
menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil
dan keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi
padatan. Pelarut akan membasahi sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai
tinggi pelarut dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di selongsong.
Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke dalam labu didih
dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek sifon.
Prinsip kerja ekstraktor Butt mirip
dengan ekstraktor Soxhlet. Namun pada ekstraktor Butt, uap pelarut naik ke
kondensor melalui annulus di antara selongsong dan dinding dalam tabung Butt.
Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong langsung lalu keluar dan masuk
kembali ke dalam labu didih tanpa efek sifon. Hal ini menyebabkan ekstraksi
Butt berlangsung lebih cepat dan berkelanjutan (rapid). Selain itu ekstraksinya
juga lebih merata. Ekstraktor Butt dinilai lebih efektif daripada ekstraktor
Soxhlet. Hal ini didasari oleh faktor berikut:
·
Pada
ekstraktor Soxhlet cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah tinggi pelarut
dalam selongsong sama dengan pipa sifon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel
yang berkontak lebih lama dengan cairan dari pada bagian lainnya. Sehingga
sampel yang berada di bawah akan terekstraksi lebih banyak dari pada bagian
atas. Akibatnya ekstraksi menjadi tidak merata. Sementara pada ekstraktor Butt,
pelarut langsung keluar menuju labu didih. Sampel berkontak dengan pelarut
dalam waktu yang sama.
·
Pada
ekstraktor Soxhlet terdapat pipa sifon yang berkontak langsung dengan udara
ruangan. Maka akan terjadi perpindahan panas dari pelarut panas di dalam pipa
ke ruangan. Akibatnya suhu di dalam Soxhlet tidak merata. Sedangkan pada
ekstraktor Butt, pelarut seluruhnya dilindungi oleh jaket uap yang mencegah
perpindahan panas pelarut ke udara dalam ruangan.
Ekstraksi
Soxhlet dihentikan dengan cara, mula-mula pemanas atau penangas dimatikan, air
pendingin dihentikan, pendingin Allihn diambil, tempat bahan dilepas dan cairan
yang tersisa dituang dengan hati-hati ke dalam cawan penguap. Labu penampung
dilepas dan isinya dikumpulkan dalam cawan penguap untuk selanjutnya ekstrak
diuapkan.
Kelemahan dan Keuntungan soxhletasi :
Kelemahan soxhletasi adalah substansi harus stabil pada
temperatur didih pelarut, ekstraksi berlangsung relatif lama karena adanya
pendinginan oleh udara. Keuntungan adalah pelarut yang digunakan sedikit dan
dapat digunakan berulang-ulang sehingga substansi yang diperoleh relative
besar.
Simplisia
Simplisia adalah
bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses
apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah
dikeringkan. Simplisia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a.
Simplisia
Nabati adalah
simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau
gabungan ketiganya. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar
dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya, berupa
zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya dengan cara tertentu dipisahkan,
diisolasi dari tanamannya.
b.
Simplisia
Hewani adalah
simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan
belum berupa bahan kimia mumi (minyak ikan / oleum iecoris asselli, dan madu /
Mel depuratum).
c.
Simplisia
Mineral atau Pelikan
adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah
diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni (serbuk seng
dan serbuk tembaga).
KEDELAI
Kedelai yang
dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling tidak dua spesies: Glycine max (disebut kedelai putih, yang
bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai
hitam, berbiji hitam). G. max merupakan tanaman asli daerah Asia subtropik seperti RRC dan Jepang selatan, sementara G. soja merupakan tanaman asli
Asia tropis di Asia Tenggara. Tanaman ini telah menyebar ke Jepang, Korea, Asia
Tenggara dan Indonesia.
Kedelai adalah salah
satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung di Indonesia. Diantara jenis kacang-kacangan, kedelai putih merupakan
sumber protein paling baik karena mempunyai susunan asam amino esensial paling
lengkap. Selain itu kedelai merupakan tanaman yang mudah tumbuh dengan produksi
protein dan minyak yang besar dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan lain
(Martin, 1998). Data
terakhir konsumsi kedelai pada tahun 2009 mencapai 2,3 juta ton per tahun. Dari
jumlah ini, 50% dikonsumsi berupa tempe,
40% berupa tahu dan 10% berupa produk kedelai lainnya (Ekasari, 2009).
Kedelai (kadang-kadang ditambah
"kacang" di depan namanya) adalah salah satu tanaman polong-polongan
yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang
lalu di Asia Timur. Kedelai putih
diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari
Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah
dikenal lama orang penduduk setempat. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat
di luar Asia setelah 1910.
Manfaat Kacang Kedelai
Acang Kedelai, lagi-lagi bahan alami yang sering kita
temukan disekitar kita dan salah satu makanan ciri khas orang sunda ini,
ketika mendengarnya langsung teringat akan rasa dari tahu. Kedelai memang
identik dengan tahu. Namun, bukan hanya terkenal dengan tahu saja. Kacang
kedelai ternyata telah menjadi makanan penuh nutrisi untuk kecantikan kulit.
Pasalnya, kandungan minyak, protein, vitamin dan mineral
dari jenis kacang-kacangan tersebut dapat membuat kulit senantiasa terawat.
Dari kacang kedelai, kini banyak diproduksi minyak kedelai yang bermanfaat
untuk menutrisi kulit.
Memasuki usia 30 tahun, kulit wajah pada wanita terlihat
semakin suram. Ini disebabkan terjadinya polusi udara yang merusak lapisan
kulit. Asam lemak esensial yang dikandung dalam kacang kedelai dapat membantu
melindungi kulit dari sinar UV. Sebuah studi yang dipublikasikan di
Lancet Oncology mengungkapkan, bahwa konsumsi makanan yang mengandung asam
lemak esensial tinggi dapat membantu beberapa jenis kanker.
Minyak kedelai juga membantu menghadang masuknya paparan sinar
matahari secara langsung, dan polusi asap rokok pada kulit. Dengan kandungan
antioksidan yang tinggi seperti vitamin E dan vitamin B kompleks, dimana
keduanya merupakan elemen penting untuk membuat kulit berkilau cantik. Selain
itu, kacang kedelai juga dapat melindungi dari kerutan yang muncul akibat
penuaan dini.
Makanan berbasis kacang kedelai bukan hanya ditemukan pada
tahu. Kini, banyak bermunculan produk makanan berbasis kacang kedelai yang bisa
Anda temukan di pasaran. Seperti soy bar, soy protein yang biasanya
berbentuk bubuk, susu kedelai, keju, bahkan yogurt dengan rasa kedelai. Semoga
Bermanfaat
Khasiat Kacang Kedelai
Aktifitas yang padat sehari-hari
seringkali dapat membuat tubuh kita sering merasa lelah,jenuh dan juga wajah
akan terlihat mudah stres yang bisa berdampak serta berakibat pada penuaan
dini. Mengonsumsi kacang kedelai bisa menjadi salah satu solusi karena pada
kacang kedelai terdapat kandungan berupa lesitin yang dapat mempunyai khasiat
yaitu sebagai obat awet muda. Selain itu,kacang kedelai juga dapat berkhasiat
untuk memperkuat dan mempertinggi daya tahan pada tubuh kita. Jadi,agar tubuh
kita tetap prima,mari kita segera mengonsumsi kacang kedelai
D. Alat dan Bahan
Ø Alat
·
Soxhlet
·
GelasUkur
·
Gelas Kimia
·
Evaporator
·
Lumpang dan Alu
·
Neraca
·
Kertas Saring
Ø Bahan
·
Kacang Kedelai
·
N-hexan
·
Batu didih
E. Cara kerja
1. Kacang
kedelai dihaluskan
2. Ditimbang
5 gr bubuk kacang kedelai
3. Dibungkus
dengan kertas saring
4. Dimasukan
dalam tempat ekstraktor soxhlit
5. Labu
alas bulat diisi 35 ml n-heksan dan batu didih
6. Pendingin
air dialirkan, labu alas bulat dipanaskan dengan penangas ait atau penangas
mantel
7. Ekstraksi
dilakukan selama 3 jam, selanjutnya labu didinginkan dan pelarut diuapkan denga
cara evaporasi pada evaporator
8. Minyak
kacang kedelai diperoleh sebagai residu ditimbang
F. Hasil Pengamatan
Sirkulasi
|
Waktu
|
·
Sirkulasi 1
·
Sirkulasi 2
·
Sirkulasi 3
·
Sirkulasi 4
·
Sirkulasi 5
·
Sirkulasi 6
·
Sirkulasi 7
·
Sirkulasi 8
·
Sirkulasi 9
·
Sirkulasi 10
·
Sirkulasi 11
·
Sirkulasi 12
·
Sirkulasi 13
·
Sirkulasi 14
·
Sirkulasi 15
·
Sirkulasi 16
·
Sirkulasi 17
·
Sirkulasi 18
·
Sirkulasi 19
·
Sirkulasi 20
·
Sirkulasi 21
·
Sirkulasi 22
·
Sirkulasi 23
·
Sirkulasi 24
·
Sirkulasi 25
·
Sirkulasi 26
·
Sirkulasi 27
·
Sirkulasi 28
·
Sirkulasi 29
·
Sirkulasi 30
·
Sirkulasi 31
·
Sirkulasi 32
·
Sirkulasi 33
·
Sirkulasi 34
·
Sirkulasi 35
·
Sirkulasi 36
·
Sirkulasi 37
·
Sirkulasi 38
·
Sirkulasi 39
·
Sirkulasi 40
·
Sirkulasi 41
·
Sirkulasi 42
·
Sirkulasi 43
·
Sirkulasi 44
|
·
15 Menit
·
2 Menit
·
1 Menit 28 Detik
·
56 Detik
·
33 Detik
·
42 Detik
·
1 Menit 14 Detik
·
47 Detik
·
38 Detik
·
1 Menit
·
24 Detik
·
55 Detik
·
1 Menit 51 Detik
·
33 Detik
·
41 Detik
·
37 Detik
·
1 Menit 24 Detik
·
1 Menit 24 Detik
·
1 Menit 48 Detik
·
1 Menit 49 Detik
·
2 Menit
·
1 Menit 24 Detik
·
1 Menit 28 Detik
·
1 Menit 28 Detik
·
1 Menit 41 Detik
·
1 Menit 24 Detik
·
1 Menit 21 Detik
·
1 Menit 19 Detik
·
1 Menit 13 Detik
·
1 Menit 14 Detik
·
1 Menit 33 Detik
·
1 Menit 8 Detik
·
1 Menit 23 Detik
·
1 Menit 47 Detik
·
1 Menit 33 Detik
·
1 Menit 41 Detik
·
1 Menit 26 Detik
·
1 Menit 48 Detik
·
1 Menit 29 Detik
·
2 Menit 14 Detik
·
2 Menit 53 Detik
·
3 Menit
|
G. PEMBAHASAN
Ekstraksi adalah
penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dibagian tanaman, hewan, dan
beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa yang mudah larut
dalam pelarut organik. Pada umumnya zat aktif dari tanaman dan hewan terdapat
di dalam sel namun sel tanaman dan hewan berbeda begitu pula ketebalan
masing-masing berbeda sehingga diperlukan metode ekstraksi dan pelarut tertentu
dalam mengekstraksinya. Proses terekstraksinya zat aktif dalam sel tanaman
adlaah pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik tersebut
sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel
dan pelarut organik di luar sel, maka larutan terpakat akan terdistribusi ke
luar sel dan proses ini terulang terus sampai terjadi keseimbangan antara
konsentrasi cairan zat aktif di dalam sel dan di luar sel.
Sokletasi
adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat
padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut
tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.
Prinsip Kerja Soxhletasi
yaitu penyarian secara berkesinambungan dimana cairan penyari dipanaskan
sehingga menguap, uap cairan akan terkondensasi molekul-molekul cairan penyari
oleh pendingin balik dengan turun kedalam klonsong menyari simplisia dan
selanjutnya masuk kembali kedalam labu alas bulat setelah melewati pipa siphon,
proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif menjadi sempurna.
Pertama-tama
menimbang kacang kedelai sebanyak 5 gr kemudian dibungkus dengan kertas saring,
kemudian di masukan kedalam klongsong, kemudian menggukur n-heksan sebanyak 35
ml, memasukan kedalam labu alas bulat dan memasukan batu didih pada labu alas
bulat, maksud memasukan batu didih adalh untuk mencegah timbulnya meletap-letap
dan agar megarahkan gelembung-gelembung, kemudian merangkai alat, dan dilakukan
pemanasan.
Pada
proses ini pelarut dipanaskan agar pelarut menguap ke atas, uap cairan akan terkondensasi dan
pelrut akan jatuh ke klongsong dan dalam klongsong pelarut menembus diding
simplisasi atau sapel dan terjadi ekstraksi
setelah komposisi antara pelarut dan sampel seimbang, dan tinggi sampel sama
dengan siphon, penyari akan jatuh ke labu alas bulat, hal ini terjadi
termenerus hingga larutan penyari bening, kemudian ekstraksi di hentikan.
Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga
menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil
(tempat untuk melewati uap dari labu alas bulat ke pendingin) dan dalam
pendinggun terjadi perubahan dari fasa gas menjadi fasa cair, Kemudian pelarut
masuk ke dalam klongsong berisi simplisia. Pelarut akan membasahi simplisia dan
tertahan di dalam klongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa siphon sama dengan
tinggi pelarut di klongsong., dalam keadaan tersebut akan terjadi ekstraksi,
dan pelarut akan menembus diding simplisia dan akan menarik minyak yang ada
dalam kacang kedelai, yang bersifat nonpolar. Kemudian pelarut seluruhnya akan bergerak
masuk kembali ke dalam labu alas bulat dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek
sifon.
Pada
ekstraktor Soxhlet cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah tinggi pelarut
dalam selongsong sama dengan pipa siphon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel
yang berkontak lebih lama dengan cairan daripada bagian lainnya. Sehingga
sampel yang berada di bawah akan terekstraksi lebih banyak daripada bagian
atas. Akibatnya ekstraksi menjadi tidak merata.
Evaporasi
secara umum dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu: (1) evaporasi yang
berarti proses penguapan yang terjadi secara alami, dan (2) evaporasi yang
dimaknai dengan proses penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas (steam)
dalam suatu peralatan.
Dalam
proses evaforator ini, bermaksud untuk
memisahkan pelarut dengan minyak kacang kedelai, dari hasil evakforator yaitu:
4,2 gr, dari banyak sampel 5 gr, jadi kandungan minyak dalam kecang kedelai
yaitu: 84%
H. Kesimpulan
Pada percobaan
ini kesimpulan yang dapat diambil yaitu:
Ø Ekstraksi
adalah suatu proses pemisahan substansi dari campurannya atau zat penganggunya,
dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi dapat dibedakan berdasarkan
bentuk campuran yang diekstraksi dan proses ekstraksi.
Ø Dari
hasil evaforator yaitu: 4,2 gr dan 84% banyak kandungan minyak kacang kedelai.
I.
Kemungkinan
Kesalahan
Berdasarkan atas percobaan atau praktikum yang dilakukan
maka adapun kemungkinan kesalahannya antara lain :
·
Praktikan
kurang teliti dalam mengamati proses sirkulasi yang terjadi.
·
Praktikan
kurang teliti dalam melakukan penimbangan.
·
Praktikan
kurang berkonsentrasi dalam melakukan praktikum atau percobaan.
·
Praktikan
kurang terampil dalam merangkai alat.
DAFTAR PUSTAKA
Rindy.2012.Ekstraksi.http://randychemistry07.blogspot.com/2011/10/ekstraksi.html.
Diakses. Pukul 08:30 WITA. Tgl: 25 April 2012.
Ayiek Imaya Kiswandari. 2012.Khasiat
Kacang Kedelai. http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2012/03/26/khasiat-kacang-kedelai/.
Diakses. Pukul 08:35 WITA. Tgl: 25 April 2012.
Anonim.2012.Manfaat
Kacang Kedelai. http://asephd.blogdetik.com/index.php/2009/09/15/manfaat-kacang-kedelai/. Diakses.
Pukul 08:37 WITA. Tgl: 25 April 2012.
Diakses tanggal 24 April pukul 13.55 WITA.
Kakanda,Aramico.2012.http://kakandaaramico.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-sokletasi.html.
diakses tanggal 24 April pukul 14.20 WITA.
Nur Asma Deli,
ST Fatmayat, ST 2009. http://www. scribd. com/doc/ 55790109/minyak-kedelei.
Diakses tanggal 25 April pukul 14.10 WITA.
kita harus bisa berusaha
BalasHapus